BOGOR, BANTENLIVE.COM– Kecelakaan pesawat latih S216 yang jatuh di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu 3 Agustus 2025, menyorot perhatian publik.
Tak sedikit yang penasaran dengan jenis dan kemampuan pesawat latih S216 yang mengalami insiden tragis ini. Pesawat tersebut diketahui merupakan pesawat ringan S216 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Meski berukuran kecil, pesawat ini bukan jenis sembarangan. Pesawat ini memakai mesin sangat ringan, desain terbaik dari hasil serangkaian pengujian secara teknis di industri penerbangan.
Bahkan, pesawat ini beberapa kali menyabet penghargaan sebagai pesawat terbaik sehingga terus dikembangkan.

Spesifikasi Pesawat Latih PK-S216
GT-500 memiliki kemampuan terbang maksimal 10.000 kaki atau 3.048 meter, hanya dalam waktu 8,5 menit. Jarak tempuhnya mencapai 100 mil atau 161 kilometer, dalam waktu 70 menit.
Bisa digambarkan, pesawat ini mampu melakukan penerbangan Jakarta-Bogor-Jakarta dalam waktu 70 menit, dalam kondisi cuaca dan udara normal.
Quicksilver GT-500 juga dikenal sebagai pesawat yang sangat “jinak” dan mudah dikemudikan, sehingga kerap dipilih FASI sebagai pesawat latih dasar.
Pesawat ini dilengkapi kontrol tiga sumbu ganda yang responsif tanpa mengorbankan stabilitas pada kecepatan rendah, menjadikannya aman untuk pilot pemula.
Fitur trim dan flap yang dapat disesuaikan memungkinkan penerbangan stabil pada kecepatan serendah 63 kilometer per jam, dengan transisi kehilangan angkat (stall) yang lembut.
Hal ini sangat penting dalam manuver pendaratan di runway pendek yang sering digunakan dalam pelatihan FASI.
Pesawat Quicksilver GT-500 memiliki kecepatan jelajah 88,5-128,7 kilometer per jam, dengan kecepatan maksimum 144,8 kilometer per jam.
Rentang kecepatan ini memungkinkan fleksibilitas dalam berbagai jenis pelatihan, mulai dari terbang presisi hingga navigasi jarak jauh.
Digunakan untuk keperluan pelatihan dan olahraga udara, S216 memiliki spesifikasi teknis yang cukup mumpuni.
Berikut adalah fakta lengkap mengenai spesifikasi pesawat latih S216 yang terlibat dalam insiden:
- Nama Pesawat: S216 Microlight
- Jenis: Pesawat ringan latih dan olahraga
- Produsen: Produksi dalam negeri dengan lisensi teknologi luar negeri
- Kapasitas Penumpang: 2 orang (1 pilot dan 1 co-pilot)
- Kecepatan Maksimum: Sekitar 200 km/jam
- Jarak Tempuh Maksimal: ± 600 km dalam sekali isi bahan bakar
- Mesin: Mesin piston single-engine
- Tipe Sayap: Fixed-wing, low wing
- Fungsi Utama: Pelatihan dasar pilot, olahraga dirgantara, patroli udara ringan
Dengan keunggulan pada efisiensi dan kelincahan, S216 kerap digunakan oleh lembaga pelatihan dan organisasi olahraga udara seperti FASI.
Pesawat ini sangat cocok untuk latihan terbang karena mudah dikendalikan dan hemat bahan bakar.
FASI diketahui memiliki beberapa armada pesawat ringan jenis ini di berbagai wilayah pelatihan, termasuk di Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Lokasi tersebut menjadi titik awal lepas landas pesawat S216 sebelum akhirnya jatuh di Ciampea, Kabupaten Bogor—sekitar 60 km jauhnya secara udara.
Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, pesawat ini digunakan dalam latihan rutin.
“S216 adalah pesawat olahraga milik FASI. Peristiwa ini terjadi saat sesi pelatihan biasa,” katanya.
Keunggulan & Kelemahan Pesawat Latih S216
Keunggulan:
- Cocok untuk pelatihan pemula
- Konsumsi bahan bakar ekonomis
- Dapat mendarat di lapangan kecil atau darurat
- Mudah dalam perawatan
Kelemahan:
- Rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem
- Kapasitas terbatas
- Tidak cocok untuk penerbangan komersial atau angkut logistik
Meski tergolong aman untuk latihan, semua jenis pesawat tetap memiliki risiko yang bisa muncul akibat faktor teknis maupun human error. Oleh karena itu, investigasi terhadap kecelakaan ini masih berlangsung.
Menurut keterangan Pusat Penerangan TNI AU (Puspenau), pesawat latih PK-S216 itu baru terbang dari Lapangan Terbang Pondok Cabe, Kota Tangerang Selatan, Banten, sekitar pukul 08.30.
Pilot pesawat adalah Marsekal Utama TNI Fajar “Red Wolf” Adriyanto bersama penumpang pria lain. Namun, pesawat itu kemudian jatuh di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Astana, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Menurut warga setempat, cuaca saat itu sangat cerah. Warga mendadak mendengar suara dentuman cukup keras yang ternyata setelah diketahui belakangan adalah sebuah pesawat ringan.
Pilot Marsma TNI Fajar Adriyanto diketahui meninggal dunia, sementara penumpang pesawat lain dalam keadaan kritis. Keduanya dilarikan ke RS TNI AU Atang Sendjaya.
Sampai berita ini diturunkan, Puspenau dan pihak terkait tengah melakukan penyelidikan.
Tinggalkan Balasan